Senin, 25 Februari 2019

akhlak manusia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

     Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup beribadah dan bertasbih selamanya, namun manusia juga bukan syaitan yang senantiasa salah, sesat dan menyesatkan, akan tetapi manusia adalah mahkluk yang diberikan dan dibekali oleh Allah SWT akal dan nafsu disertai dengan hati yang bersih menjadikan manusia mendapatkan derajat yang tinggi dari malaikat.Jika kita tenggok sejarah ke belakang sebelum islam itu datang, kita dapat temukan referensi-referensi tentang bejad dan tercela sifat para kaum-kaum jahiliyah yang tidak mempunyai peradaban yang murni mereka hanya mengumbar hawa nafsu belaka tanpa mementingan etika yang baik dan mulia. Ini semua disebabkan karena tidak adanya aturan hidup oleh sebab itu, Allah SWT mengutus seorang nabi yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus hingga akhir zaman untuk menyepurnakan akhlak dimuka bumi ini.
  Oleh karena itu didalam makalah ini akan membahas berbagai macam-macam akhlak yang belum kami ketahui, macam-macam akhlak yang akan kami paparkan didalam makalah ini antara lain sebagai berikut: Akhlak terhadap Allah SWT, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap Keluarga, Akhlak terhadap sesama manusia,

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara Kita Akhlak Terhadap Allah SWT, Rasulullah, Diri       sendiri, Sesama manusia. Keluarga, Beragama, Bernegara itu ?
2. Apa kewajiban kita sebagai kholiq Allah SWT dalam berakhlak terhadap Allah SWT ?
 
C. Tujuan

Agar kita mengetahui macam-macam akhlak
Agar kita mengetahui dan memahami Akhlak terhadap Allah SWT, Rasulullah, Diri sendiri, Sesama manusia, Keluarga itu seperti apa

 D. Manfaat

Agar Mahasiswa/i mampu mengetahui macam-macam Akhlak
Agar Mahasiswa/i mengetahui dan memahami bagaimana cara kita  berakhlak terhadap Allah, Rasulullah, Diri sendiri, Sesama manusia, Keluarga, Akhlak berbangsa dan bernegara,

BAB II
PEMBAHASAN

MACAM-MACAM AKHLAK

1. AKHLAK TERHADAP ALLAH SWT
    Beberapa Akhlak yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai makhluk kepada khaliq-Nya diantaranya:

a. Beribadah Kepada Allah
    Yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahnya sesuai dengan perintahnya. Setiap seorang muslim beribadah membuktikan keteundukan terhadap perintah Allah SWT.
b. Berdzikir Kepada Allah
    Yaitu mengingat Allah SWT dalam berbagai kondisi dan situasi, baiak diucapkan dengan mulut maupun dengan hati. Berdzikir kepada Allah SWT akan melahirkan ketentraman kepada hati.
c. Berdoa Kepada Allah
    Do’a merupakan inti ibadah karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan akhlak dalam kehidupan.
d. Tawakal
    Yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan menunggu hasil pekrjaan atau enanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk
    yaitu rendah hati dihadapan Allah mengakui bahwa dirinya rendah dan hina dihadapan yang maha kuasa. Oleh karena itu, tidak layak kalo hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
f. bertaubat (At-Taubah)
   Yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda
“Bersabda Rasulullah SAW: Demi Allah, sungguh aku  selalu meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah dalam setiap harinya, melebihi dari pada tujuh puluh kali”. (H.R.Bukhari yang bersumber dari Abu Khurairah)
g. Bersyukur  (Al-Syukru)
Adalah suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya baik didalam Q.S. Al-Baqarah ayat 52:
“Kemudian, kami memaafkan kamu setelah itu agar kamu bersyukur”.
 Dan begitu pula dengan Hadis, antara lain sebagai berikut:
“Bersabda Rasulullah SAW: Menyebutkan nikmat (Allah) merupakan wujud syukur, dan tidak menyebutkannya merupakan penginggkaran (nikmat)”
Seorang Muslim harus menjaga akhlak nya kepada Allah tidak mengotori nya dengan perbuatan syirik, sahabat ismail bin umayyah pernah meminta nasihat kepada Rasulullah SAW lalu Rasulullah memberinya nasihat singkat dengan mengingat kan “Janganlah kamu menjadi manusia musyrik menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara di bakar hidup-hidup atau kamu dibelah menjadi dua”. (H.R. Ibnu Majjah)

2. AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
 Adapun kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak diantaranya:

a. Sabar
    Prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
b. Syukur
    Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dalam ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan Alhamdulillah sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah SWT seseuai dengan aturannya.
c. Tawaduk
    Yaitu Rendah hati selalu menghargai orang lain, tua, muda, kaya, atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa menjauhkan sikap iri dan dengki.

3. AKHLAK TERHADAP KELUARGA
    Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak terhadap ibu dan bapak adalah berbuat baik dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik ibu dan bapak dibuktikan dalam bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai ibu dan baik sebagai bentuk terimakasih dengan cara bertutur kata dengan baik dan sopan dan lembah lembut, mentaati perintahnya, meringankan bebannya, serta menyantuni mereka yang sudah tua. Dari komunikasi itu akan lahir saling keterkaitan baik batin, keakraban, dan keterbukaan diantara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan diantara mereka. Melalui komunikasi ini seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan sebagai pendidikan yang akan mereka terima pada masa selanjutnya. Yang paling terpenting didala akhlak terhadap keluarga adalah berbakti kepada kedua orang tua, yaitu membuat kedua orang tua merasa senang dan bahagia atas perbuatan yang kita kerjakan, misalnya:
Mematuhinya, Menghormatinya, dan sopan santun terhadapnya.
Berlaku Jujur dan menaruh percaya terhadapnya, selama perbuatannya         tidak bertentangan dengan ajaran islam.
Mensyukuri seluruh jerih payah orang tuanya, dan selalu membantunya baik dimintai maupun tidak.
Mengurusi Jenazah orang tuanya bila meninggal, selalu mendoakannya serta melanjutkan cita-cita baiknya.

4. AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA
Berakhlak baik pada hakikatnya merupakan wujud dari kasih sayang dan hasil dari keimanan yang benar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak terhadap ibu dan bapak adalah berbuat baik dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik ibu dan bapak dibuktikan dalam bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai ibu dan baik sebagai bentuk terimakasih dengan cara bertutur kata dengan baik dan sopan dan lembah lembut, mentaati perintahnya, meringankan bebannya, serta menyantuni Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak terhadap ibu dan bapak adalah berbuat baik dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik ibu dan bapak dibuktikan dalam bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai ibu dan baik sebagai bentuk terimakasih dengan cara bertutur kata dengan baik dan sopan dan lembah lembut, mentaati perintahnya, meringankan bebannya, serta menyantuni. (H.R. Ahmad)
Diantara akhlak-akhlak yang lain:
a. Akhlak Terpuji (Mahmudah)
Adalah perbuatan yang baik terhadap tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
Penerapan akhlak sesama manusia merupakan akhlak terpuji antara lain:
Husnudzan
Berasal dari kata husnun (baik) dan adhamu (prasangka). Husnudzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnudzan adalah Sudzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum husnudzan kepada Allah SWT dan Rasulnya wajib, wujud husnudzan kepada Allah SWT dan Rasulnya antara lain:
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah SWT dan Rasulnya adalah untuk kebaikan manusia.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnudzan kepada manusia adalah mubah atau jaiz (boleh dilakukan) husnudzan sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.

2. Tawaduk
     Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan lawan kata dari tawaduk adalah takabur. Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah SWT akan menganggat derajatnya dan barang siapa menganggat diri terhadapnya maka Allah SWT akan merendahkannya”. (H.R. At-Tabrani)
3. Tasamuh
Artinya sikap tenggang rasa saling menghormati saling menghargai sesama muslim. Allah SWT berfirman sebagai berikut :

“Untukmu Agamamu Untukku Agamaku”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang ia yakini.
4. Taawun
Berarti tolong menolong, gotong royong, bantu-mambantu dengan sesama manusia. Allah SWT berfiraman dalam surat Al-Maidah/5:2
“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dala berbuat dosa dan permusuhan”.

b. Akhlak Tercela Mazmumah

1. Hasad
   Artinya iri hati dan dengki. Iri berarti kurang senang melihat orang lain beruntung sebagaimana sabda Rasulullah“Janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah SWT dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari 3 hari”. (H.R. An-Nas)

2. Dendam
    Adalah keinginan keras yang terkandung didalam hati untuk membahas didalam hati. Allah SWT berfirman Q.S. An-Nahl/16:126

“Dan jika kamu membalas maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpamu. Tetapi jika kamu bersabar sesungguhnya itulah yang terbaik bagi orang yang sabar”.

3. Hibah Dan Fitnah
    Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan menjatuhkan nama baiknya, apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan hibah. Sedangkan apa bila yang dibicarakan tidak benar berarti fitnah. Allah SWT berfirman yang artinya “Dan janganlah diantara kamu yang mengunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati, tentu kamu merasa jijik (Q.S. Al-Hujarat/49:12).

4. Namimah
    Yakni menceritakan sikap atau perbuatn seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara kedua. Allah SWT berfirman yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang seorang fasik kepadamu membawa sesuatu berita maka teliti lah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu.

5. AKHLAK BERBANGSA DAN BERNEGARA
    Sebuah negara akan tegak jika para ulama dan umara bersatu padu membangun bangsa. Umara menjalankan keadilan yang merata, sementara ulama memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pemimpin dan rakyatnya tentang halal dan haram, baik dan buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana yang haram dilakukan.Ulama harus berani mengkritik penguasa jika mereka menyimpang. Penguasaan yang baik dengan rela hati menerima setiap kritik dan masukan baik dari ulama ataupun dari rakyatnya.
Akhlak bukan hanya diperlukan untuk bermuamalah atau berinteraksi antara dua orang saja dalam suatu lingkungan tertentu, akan tetapi dalam bernegara dan berbangsa juga diperlukan bagaimana akhlak itu digunakan. Akhlak bernegara merupakan hubungan antara rakyat dengan pemimpin, hubungan rakyat dengan pejabat dan pegawai negara, dan juga bagaimana negara berhubungan dengan rakyat banyak.

6. AKHLAK TERHADAP RASULULLAH
    Yang dimaksud dengan akhlak kepada rasul adalah sikap dan prilaku terhadap nabi Muhammad SAW sebagai rasulullah, yang membawa ajaran islam dimuka bumi ini.Iman kepada para nabi merupakan salah satu butir dalam rukun iman. Sebagai umat islam, tentu kita wajib beriman kepada Rasulullah SAW. Beserta risalah yang dibawanya. Untuk memupuk keimanan ini, kita perlu mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga kita dapat banyak memetik banyak pelajran dalam hikmah ini.

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat rasa olehnye penderita yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman”. (Q.S At-Taubah:128).
Beliau adalah penutup para nabi dan rasul, serta utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia boleh disembah, dan rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-baiknya makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah SWT, derajatnya paling tinggi, dan kedudukan paling dekat dengan Allah SWT.Beliau adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau sangkat darmawan, paling dermawan diantara manusia. Rasul itu ialah seseorang laki-laki merdeka yang diberi wahyu oleh Allah SWT tentang agama dan mendapat perintah supaya menyiarkan kepada semua makhluk. Cara berakhlak kepada Rasulullah SAW sebagai berikut:
Mengikuti dan Mentaati  Rasulullah SAW merupakan bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Allah SWT berfirman yang artinya “ Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang benar, orang-orang yang mati, syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.
Mengucapkan Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW merpakan tanda ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali bersholawat”.
Mencontoh Akhlak Rasulullah SAW merupakan kasih sayang keras dalam mempertahankan prinsip. Allah SWT berfirman yang Artinya “Telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan banyak yang mengingat Allah SWT”.
Melanjutkan Misi Rasulullah SA,  misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin karena rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul.
Menghormati Pewaris Rasulullah SAW berupa menjaga nama baiknya dan penghinaan dan cemoohan yang orang-orang yang tidak suka padanya.
Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW Bagi seorang muslim mengikuti sunnah rasul atau tidak bukan merupakan suatu pilihan, tetapi kewajiban, sebab mengenalkan ajaran islam sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasulnya adalah kewajiban yang harus ditaati.
Contoh-contoh sunnah Rasulullah SAW yaitu : Istighfar setiap hari, menjaga wudhu, Bersedekah, Shalat Duha, dan Shalat Tahajud.
Mencintai Keluarga Nabi, mengikuti kerabar Rasulullah SAW yang mulia dan berlepas diri dari musuh mereka. Rasulullah SAW bersabda “Wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama adalah kitabbullah (Al-Qur’an) dan yang kedua adalah ithari (keturunan) ahlul baitku. Barang siapa yang berpegang teguh kepada. Keduanya maka tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu  dengan ditelaga al-haudh. (H.R. Muslim).
Inti ajaran islam, ialah mengadakan bimbingan bagi kehidupan mental jiwa manusia, sebab dalam bidang akhlak inilah terletak hakikat manusia, sikap mental dan kehidupan jiwa itulah yang menentukan bentuk kehidupan lahir. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus kemuka bumi ini hanya untuk menyempurnakan Akhlak”.
Al-Qur’an sendiri menyatakan, bahwa beliau adalah seorang yang memiliki akhlak yang agung perlu dicontoh oleh manusia, dengan ungkapan “Uswatun Hasanah” yaitu teladan paling baik bagi manusia. Kiranya seluruh akhlak beliau itulah yang menjadi modal besar dalam hidup kepemimpinan yang mendatang, menumbuhkan wibawa yang kuat dan daya tarik.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Akhlak terhadap Allah SWT adalah kewajiban kita sebagai umat           manusia, karena kita lah ciptaan Allah, Allah SWT patut kita sembah kara dialah penguasa Alam semesta ini. Akhlak yang wajib kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah berdzikir kepada Allah SWT, beribadah kepada Allah SWT, berdo’a kepada Allah SWT, tawaduk, tawakal dan bertaubat
2. Akhlak Terhadap Diri Sendiri adalah akhlak yang dimiliki oleh setiap diri masing-masing, akan tetapi akhlak yang baik yang patut kita miliki adalah  kita harus sabar, syukur, dan tawaduk.
3. Akhlak Terhadap Keluarga Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak terhadap ibu dan bapak adalah berbuat baik dengan ucapan dan perbuatan.
4. Akhlak Terhadap Sesama Manusia adalah  Akhlak yang dimiliki oleh setiap makhluknya, kita sebgai umat muslim harus berakhlak baik terhadap sesama umat muslim.
5. Akhlak Bernegara dan Berbangsa adalah hubungan antara rakyat dengan pemimpin, hubungan rakyat dengan pegawai. Dan bagaimana cara kita hubungan kita terhadap rakyat banyak.
6. Akhlak Terhadap Rasulullah SAW adalah sikap atau prilaku terhadap nabi Muhammad SAW yang membawa kepada Akhlak yang baik sebagaimana beliau diutus kemuka bumi ini hanya untuk menyempurnakan akhlak.

B. Kritik Dan Saran

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT kami kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, kami masih perlu kritik dan saran agar kami dpat memperbaiki kedepannya, agar kekeliruan dan kesalahan dapat lebih terminimalisir.


DAFTAR PUSTAKA

Prof Dr. H.Mahjuddin M.Pd,i Akhlak Tasawuf, Radar Jaya Offset Jakarta, 2011.
Darsono T.Ibrahim, Membangun Akhlak dan Akidah, Solo:PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008.
Prof Dr. H. Mahjuddin, M.Pdi Akhlak Tasawuf, Radar Jaya Offset Jakarta, 2009.

Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Mukhrtasar Minhaju  al-Qasidin, Al-Maktabu al-islamiyah, Demaskus, 1389 H.
Drs. K.H. Nazaruddin Razak, Dienul Islam, PT:Al-Ma’arif Bandung,1973.

FOTO DAN BIOGRAFI FOTOGRAFER NASIONAL SPESIALISASI DI FOTO LANDSCAPE / WILDLIFE

Hallo Sahabat Baca Postingan kali ini kita akan membahas 5 tokoh Fotografer Nasional spesialisasi di foto Landscape/Wildlife. Postingan...